Laman

Sabtu, 16 Maret 2013

Bonsai Tanah Lot

Sekitar 5 tahun yang lalu saat wartawan dari Majalah Green berkunjung ke rumah, dan melihat bakalan bonsai yang ada di rumah saat itu, lahirlah sebuah tulisan "Jangan Sembarangan Mendongkel Santigi", saat itu terlihat dalam gambar majalah tersebut batu besar yang ditumbuhi santigi.

Memang jika melihat kondisi yang ada saat itu, hanya seonggok batu yang ditumbuhi santigi, "ini tantangan bagi saya, untuk membuat seonggok batu yang ditumbuhi santigi ini menjadi sebuah karya yang dapat dinikati oleh semua orang"

Disamping itu yang juga jadi pemikiran saya adalah bagaimana melestarikan pohon santigi ini, banyak sekali biji santigi yang jatuh disekitar bonsai tubuh subur.

Gambar tahun 2008
Saat ini telah banyak bibit santigi yang  saya pot, menjadi satu pohon baru yang akan tumbuh dan berkembang untuk selanjutnya berkembang biak kembali, entah tumbuh menjadi bonsai atau tumbuh di tanah. 

Pelestarian tumbuhan langka yang masih menjadi bahan terbaik untuk bakalan bonsai ini, merupakan salah satu tujuan saya untuk membudidayakan bonsai santigi.



Kembali pada apa yang saya sampaikan diatas, dengan adanya tantangan tersebut selama lima tahun ini seonggok batu yang ditumbuhi santigi, telah dapat dilihat hasilnya.

Kondisi pada bulan Maret 2013
Kalau bakalannya baik menjadi bonsai yang baik itu biasa, tetapi dengan bakalan yang seadanya dapat kita jadikan sebuh karya itu merupakan kepuasan tersendiri bagi saya.

Kata kunci untuk itu semua adalah rasa cinta, meskipun kadang juga bonsai seperti bos, bagaimana tidak? kadang seolah berkata "mana kiriman air saya.... segera minta disiram, kalau nggak disiram saya mati lho", tahu sendiri namanya orang ada kalanya jenuh, ada kalanya malas, dan ada kalanya terlalu mencitai.....

Tapi, kita juga mesti belajar pada bonsai, yang sangat "Nrimo" ....menerima, dia tidak banyak bergerak, hanya tumbuh dan membesar. Jika masih diberi kesempatan untuk hidup, maka tersedia rejeki untuknya, dan jika rejekinya habis, maka matilah dia